![]()  | 
| Teguh Herdi Sancoyo/foto: istimewa | 
JATINEGARA merupakan salah satu kecamatan yang letaknya cukup jauh dari pusat Pemerintah Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Jatinegara terdiri dari beberapa desa yang memiliki kegiatan positif yang bisa menjadi aset wisata unggulan, baik lokal maupun nasional. Pasalnya, banyak potensi kesenian yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya, walaupun diantaranya nyaris punah.
Beragam kesenian tradisional dan kegiatan budaya secara turun temurun 
dilaksanakan, seperti Baritan, Sintren, Lais, Sedekah Bumi, Balo Balo 
dan lainnya yang masih terus di uri-uri oleh masyarakat. Pun begitu juga
 dengan budaya rukun, toleran dan paseduluran terus terjaga sebagai 
wujud karakteristik masyarakat Kabupaten Tegal.
Teguh Herdi Sancoyo, salah satu pemerhati seni budaya Kabupaten Tegal 
mengatakan, Baritan adalah upacara adat yang berkaitan dengan 
kepercayaan masyarakat dan peristiwa alam. Tradisi ini tumbuh dan 
berkembang dalam kehidupan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai 
penggembala.
"Budaya Baritan di Jatinegara ini adalah slametan atau syukuran para 
penggembala apapun, baik sapi, kerbau dan lainnya dengan menggelar pesta
 ritual. Disamping dengan doa dan lain-lain juga ada pentas seni ala 
penggembala berupa seni, seperti ronggeng yang tidak menggunakan 
slendang, tapi tali dadung yang dipergunakan untuk menarik kerbau, ini 
sebagai bentuk kehormatan untuk ikut menari," terangnya.
Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang 
telah memberikan kesehatan kepada ternak yang digembala. Tradisi ini 
sampai sekarang masih ada di Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara. 
Biasanya dilaksanakan pada bulan Suro.
"Selain itu, Jatinegara memiliki potensi kesenian lain, seperti Ruwat 
Bumi yang rencananya dalam waktu dekat akan digelar di Desa Lebakwangi 
pada 6 Oktober mendatang, dan Sintren Tamansari yang telah mendunia," 
katanya lebih lanjut.
Nyaris punah
Ia menyayangkan, di era globalisasi yang serba modern sekarang ini 
banyak kesenian tradisional yang nyaris punah dan butuh perhatian. 
Seperti Lais atau Sintren, yang pelakunya adalah laki-laki dengan 
iringan musik dibikin sendiri dari bambu di Desa Gantungan. Termasuk 
Balo-balo dan yang lainnya.
"Kami tidak ingin pembangunan infrastruktur yang sudah bagus menggerus 
tradisi seni budaya di wilayah Jatinegara. Karena seni ini mewakili 
Tegal," ungkap Teguh yang pernah mengabdi di Jatinegara selama 
seperempat abad.
Peninggalan pra sejarah
Teguh juga menyebutkan kaitanya dengan peninggalan pra sejarah, seperti 
Situs Semedo dan Situs Pabrik Gula, yakni PG Pangka, Kemantran, 
Ujungrusi, Kemanglen, dan Balapulang. Bahkan SMA 1 dulu adalah bekas 
pabrik gula. Disinyalir Kali Gung dulu melewati Kemanglen.
"Mengapa di Kabupaten Tegal ada 5 pabrik gula, apa karena banyak lahan 
tebu ataukah bagi-bagi wilayah? Malah PG Pangka lebih tua dari PG 
Jatibarang Brebes," tanya Teguh.
Haritage Kabupaten Tegal
Dikemukakan lebih lanjut, terkait Haritage, di wilayah Jatinegara juga 
ditemukan Patung Lingga di Desa Gantungan. Situs bekas telapak kaki 
manusia yang diperkirakan sekira abad 14 jaman kewalian, di Desa 
Kedungwungu.
"Di Desa Lebakwangi juga ditemukan batu bergambar kaki kidang, sayangnya
 sudah dipecah. Kerangka jembatan besi yang jaman dulu untuk melangsir 
kayu dari Desa Lebakwangi ke Desa Wotgalih," ungkapnya.
Potensi lain yang ada di wilayah Jatinegara adalah Suaka Margasatwa. 
Sedangkan potensi wisata lain berada di Dukuh Wanarata Desa Wotgalih, 
yakni sebuah kawasan yang banyak orang menyebutnya sebagai candi, dan 
banyak dihuni kera ekor panjang yang sangat terjaga keberlangsungannya, 
karena dianggap keramat oleh masyarakat.
Wisata Goa Lawa Balapulang
Goa Lawa merupakan goa alam indah yang konon pernah menjadi tempat 
bertapa Raja-raja Mataram. Goa ini terletak di ketinggian di Desa 
Harjawinangun Kecamatan Balapulang.
"Wisata Goa Lawa dihuni ribuan lawa atau kelelawar. Sayangnya, wahana 
tersebut kurang bagus aksesnya dan kurang memadai, karena tidak terdapat
 penginapan. Padahal banyak terdapat batu-batu besar seperti Geo Park 
yang belum tersentuh dengan baik," tambahnya.
Ia berharap ada pihak terkait yang tergerak untuk mengembangkan potensi 
wisata tersebut, agar wisatawan yang datang benar-benar bisa menikmati 
pemandangan yang ada. Termasuk potensi seni dan budaya di wilayah 
Kabupaten Tegal. (didik)

