Rujak teplak jika dibayangkan mungkin tidak jauh beda dengan rujak pada
umumnya. Namun tidak dengan rujak khas Tegal ini. Rujak ini beda dengan
rujak cingur dari Surabaya atau rujak bebeg dari Jawa Barat.
Rujak teplak ini terbuat dari beberapa jenis sayuran seperti
kangkung, lembayung, daun ubi jalar, daun pepaya, daun singkong, tauge,
kok jantung pisang, pare, dan timun yang direbus.
Memang bila melihat bahan dasar yang dipake rujak teplak, mungkin hampir sama seperti rujak pecel khas Jawa Timur.
Satu
yang mencolok dan sangat membedakan rujak teplak dengan rujak dari
daerah lain adalah sambalnya. Bila kebanyakan rujak memakai bumbu kacang
sebagai sambel utama, rujak teplak justru memakai sambal yang dibuat
dari bahan singkong yang direbus dan ditumbuk.
Setelah halus, singkong ini diletakkan dalam sebuah wadah yang
kemudian dicampur dengan sambel dari cabe merah yang diulek dan ditambah
sedikit garam, terasi dan gula merah. Pedas tidaknya rujak teplak ini,
bisa disesuaikan dengan selera, dan tergantung pada sambal dari cabe
merah yang dicampurkan dengan tumbukan singkong.
Dainah, penjual rujak teplak, warga RT 05 RW 05 Kelurahan/Kecamatan
Margadana Kota Tegal menjelaskan, rujak teplak beda dengan rujak cingur
dari daerah Jawa Timur. Karena sambelnya menggunakan singkong yang
direbus, kemudian ditumbuk dan dicampur dengan cabe merah.
“Setelah
dicampur rata, singkong dan sambal dicairkan dengan air matang hingga
kental, sayuran yang sudah direbus lalu disiram dengan sambel, dan
disajikan dengan cara dibungkus atau dipincuk,” kata Dainah yang
menggelar dagangan didepan rumahnya.
Rujak teplak oleh sebagian masyarakat Tegal dimanfaatkan sebagai
lauk untuk makan. Harga satu pincuk rujak teplak cukup murah, biasanya
sekitar Rp 2000.(didik yuliyanto)